Lensawaktu.com
Beranda Sejarah Fotografi Artikel tentang Fotografi diera Film

Artikel tentang Fotografi diera Film

Fotografi diera Film – sumber gambar wikipedia

Artikel tentang Fotografi diera Film – Revolution Fotografi dimulai ketika Kamera Kodak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1888. George Eastman, seorang produsen fotografi pelat kering terkemuka pada masa itu, memperkenalkan metode baru dalam fotografi dengan mengembangkan lapisan emulsi fotografi pada bahan fleksibel. Ini merupakan awal penting, di mana lapisan emulsi pertama kali diaplikasikan pada jenis kertas yang dapat dibuat transparan ketika emulsi tersebut dikembangkan.

Meskipun inovatif, Kamera Kodak pertama awalnya dihadapi dengan penolakan dari kalangan fotografer. Mereka tidak terbiasa dengan konsep memotret sejumlah eksposur sebelum mengembangkannya, dan hasil gambar yang dihasilkan dari film tersebut kurang tajam dibandingkan dengan pelat kaca. Namun, George Eastman tidak menyerah begitu saja. Dia menyadari perlunya merancang kamera dan sistem fotografi yang benar-benar baru yang dapat diakses oleh semua orang.

disinilah lahirnya Kamera Kodak pertama, sebuah kamera kotak sederhana terbuat dari kayu dan dilapisi dengan bahan mirip kulit. Dilengkapi dengan roll film yang cukup untuk 100 eksposur, kamera ini dijual dengan harga yang terjangkau sekitar $25. Setelah Usernya mengambil 100 foto, mereka kembali mengirimkan kamera tersebut ke Eastman Company di Rochester, New York, di mana filmnya akan diproses dan kamera dikembalikan dengan foto-foto yang sudah jadi serta diisi ulang dengan gulungan film baru dengan biaya tambahan sebesar $10.

Artikel tentang Fotografi diera Film

Artikel tentang Fotografi diera Film

Tidak butuh waktu yang lama dari hasil buatannya tersebut yang merupakan awal terbaru dari Kodak untuk muncul dengan fitur-fitur yang lebih canggih, seperti film yang dapat dimuat oleh usernya sendiri dikala itu. Melalui berbagai akuisisi dan inovasi, Eastman Kodak Company pun semakin menguatkan dominasinya dalam industri fotografi selama abad berikutnya. Akan tetapi, kesuksesan Kodak terhenti ketika mereka enggan beralih ke fotografi digital pada pergantian abad ke-21.

Fotografi Stereoskopik

Fotografi stereoskopik, atau yang lebih dikenal sebagai fotografi 3D, telah ada sejak awal perkembangan fotografi. Konsep dasarnya memanfaatkan fakta bahwa manusia memiliki dua mata yang melihat objek dari sudut yang sedikit berbeda, kemudian menggabungkan kedua gambar tersebut untuk menciptakan efek kedalaman atas dimensi.

Salah satu sistem yang populer pada masa itu adalah menggunakan dua gambar yang dipisahkan oleh jarak yang hampir sama dengan jarak antara kedua mata manusia. Hal ini kemudian dilihat dengan bantuan alat khusus yang memungkinkan gambar kiri dilihat oleh mata kiri dan gambar kanan dilihat oleh mata kanan. Hasilnya, gambar tampak memiliki tiga dimensi, mirip dengan cara kita melihat dunia secara alami dengan kedua mata.

Artikel tentang Fotografi diera Film

Artikel tentang Fotografi diera Film

Fenomena ini mulai populer sekitar tahun 1854 di Amerika Serikat, dan pada puncaknya, hampir setiap rumah kelas menengah memiliki koleksi pemandangan stereoskopik. Ribuan fotografer menghasilkan pendapatan dari produksi dan penjualan tampilan stereo, dan beberapa perusahaan besar seperti Underwood, Keystone, dan HC White menjadi terkenal di bidang ini dikala itu.

Meskipun sempat meredup, fotografi stereoskopik kembali populer pada tahun 1950-an dengan munculnya kamera seperti Kodak Realist dan film Kodachrome. Namun, kemunculan fotografi digital pada awal abad ke-21 secara bertahap menggeser popularitas teknologi stereoskopik.

Kodachrome

Salah satu momen penting dalam sejarah fotografi adalah penemuan Kodachrome pada tahun 1936. Sebagai film berwarna pertama yang praktis dan sukses, Kodachrome membawa revolusi dalam industri fotografi. Dilahirkan dari upaya perusahaan Kodak, Kodachrome tidak hanya menjadi pionir dalam film berwarna, tetapi juga melahirkan ekosistem baru dalam hal standarisasi format film, dudukan slide, dan proyektor.

Keunikan Kodachrome terletak pada stabilitas warnanya yang luar biasa, bahkan hingga beberapa dekade setelah pembuatannya. Film ini menggunakan pigmen sebagai basisnya, yang membuatnya memerlukan sedikit koreksi warna saat proses restorasi. Namun, kelemahan Kodachrome termasuk lambatnya serta kesulitan dalam membuat cetakan dari slide tersebut.

Meskipun telah mencapai puncak popularitasnya pada era proyektor slide, Kodachrome mulai menghadapi penurunan saat fotografi digital berkembang. Gulungan terakhir Kodachrome diproduksi pada tahun 2010, menandai akhir dari era panjang 75 tahun dalam sejarah fotografi. Meskipun demikian, warisan Kodachrome tetap hidup melalui pemindaian dan konversi digital, memungkinkan generasi mendatang untuk menghargai keindahan dan kestabilan kamera film ini. Artikel tentang Fotografi diera Film

Komentar
Bagikan:

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan