Lensawaktu.com
Beranda Sejarah Fotografi Sejarah dan Perkembangan Fotografi Potret

Sejarah dan Perkembangan Fotografi Potret

Sejarah dan Perkembangan Fotografi Potret (Gambar: AI Canva.com)

Perkembangan Fotografi PotretFotografi potret adalah salah satu jenis fotografi yang paling populer dan banyak diminati. Fotografi potret merupakan seni mengabadikan wajah atau sosok manusia dengan menggunakan kamera. Fotografi potret memiliki sejarah yang panjang dan menarik, serta mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan seni.

Awal Mula Fotografi Potret

Awal Mula Fotografi Potret
Awal Mula Fotografi Potret (AI Canva.com)

Fotografi potret bermula dari kamera obscura, sebuah alat yang dapat memproyeksikan bayangan benda-benda di luar ruangan ke dalam ruangan yang gelap melalui lubang kecil. Kamera obscura ditemukan oleh seorang ilmuwan Arab bernama Al-Hazen pada abad ke-10 Masehi. Pada abad ke-16, kamera obscura mulai digunakan oleh para pelukis untuk membantu mereka menggambar objek dengan lebih akurat.

Pada tahun 1826, seorang penemu Prancis bernama Joseph Nicephore Niepce berhasil membuat foto permanen pertama dengan menggunakan kamera obscura dan bahan kimia yang peka cahaya. Foto pertama yang ia buat adalah pemandangan dari jendela kamarnya. Namun, proses pembuatan foto ini membutuhkan waktu delapan jam dan hasilnya sangat buram.

Pada tahun 1839, seorang rekan Niepce bernama Louis Daguerre mengembangkan metode baru yang disebut daguerreotype. Metode ini dapat menghasilkan foto yang lebih tajam dan lebih cepat, yaitu hanya dalam beberapa menit. Daguerreotype adalah foto yang dibuat dengan menggunakan lempeng tembaga yang dilapisi perak dan dipaparkan dengan uap merkuri. Daguerreotype menjadi sangat populer di kalangan masyarakat, terutama untuk membuat foto potret diri sendiri atau orang lain.

Perkembangan Fotografi Potret

Daguerreotype memiliki beberapa kelemahan, yaitu mahal, rapuh, dan tidak dapat direproduksi. Oleh karena itu, banyak penemu yang mencoba mencari metode fotografi yang lebih baik. Salah satunya adalah William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris yang menciptakan kalotipe pada tahun 1841. Kalotipe adalah foto yang dibuat dengan menggunakan kertas yang direndam dalam larutan perak nitrat dan asam galat. Kalotipe memiliki keunggulan yaitu dapat membuat banyak salinan dari satu negatif.

Perkembangan Fotografi Potret
Perkembangan Fotografi Potret (Gambar: AI Canva.com)

Pada tahun 1851, seorang fotografer Inggris bernama Frederick Scott Archer mengenalkan metode baru yang disebut kolodion basah. Metode ini menggunakan lempeng kaca yang dilapisi dengan larutan kolodion yang mengandung perak nitrat dan dipaparkan dengan cairan pengembang. Kolodion basah dapat menghasilkan foto yang lebih tajam, lebih murah, dan lebih mudah dibuat daripada daguerreotype dan kalotipe. Namun, metode ini membutuhkan waktu yang singkat antara paparan dan pengembangan, sehingga fotografer harus membawa laboratorium gelap portabel.

Pada tahun 1871, seorang penemu Amerika bernama Richard Leach Maddox menemukan metode baru yang disebut kering. Metode ini menggunakan lempeng kaca yang dilapisi dengan gelatin yang mengandung perak bromida. Kering tidak membutuhkan paparan dan pengembangan yang segera, sehingga fotografer dapat membawa lempeng kering ke mana saja dan mengembangkannya kapan saja. Kering juga dapat menghasilkan foto yang lebih halus dan lebih detail daripada kolodion basah.

Pada tahun 1888, seorang penemu Amerika bernama George Eastman memperkenalkan kamera Kodak, sebuah kamera saku yang menggunakan film gulung yang terbuat dari seluloid. Kamera Kodak sangat mudah digunakan, cukup dengan menekan tombol dan mengirimkan film ke pabrik untuk dicetak. Kamera Kodak mempopulerkan fotografi di kalangan masyarakat umum, terutama untuk keperluan rekreasi dan dokumentasi.

Pada tahun 1907, dua saudara asal Prancis bernama Auguste dan Louis Lumiere menciptakan autochrome, sebuah metode fotografi berwarna pertama yang komersial. Autochrome menggunakan lempeng kaca yang ditaburi dengan butiran-butiran pati yang berwarna merah, hijau, dan biru. Autochrome dapat menghasilkan foto berwarna yang indah, namun membutuhkan waktu paparan yang lama dan mahal.

Pada tahun 1935, sebuah perusahaan Amerika bernama Kodak meluncurkan Kodachrome, sebuah film berwarna yang menggunakan tiga lapisan emulsi yang peka terhadap warna primer. Kodachrome dapat menghasilkan foto berwarna yang tajam, cerah, dan tahan lama, namun membutuhkan proses pengembangan yang rumit dan mahal.

Pada tahun 1947, seorang insinyur Amerika bernama Edwin Land memperkenalkan Polaroid, sebuah kamera yang dapat mencetak foto secara instan. Polaroid menggunakan film yang memiliki lapisan kimia yang bereaksi dengan cahaya dan menghasilkan gambar dalam beberapa menit. Polaroid menjadi sangat populer di kalangan masyarakat, terutama untuk membuat foto potret spontan dan unik.

Era Digital

Pada tahun 1975, seorang insinyur Kodak bernama Steven Sasson menciptakan kamera digital pertama, sebuah prototipe yang menggunakan sensor CCD untuk merekam gambar dalam bentuk elektronik. Kamera digital ini memiliki resolusi yang sangat rendah, yaitu 0,01 megapiksel, dan membutuhkan waktu 23 detik untuk menyimpan gambar ke kaset audio.

Fotografi Potret di Era Digital
Fotografi Potret di Era Digital (Gambar: AI Canva.com)

Pada tahun 1981, sebuah perusahaan Jepang bernama Sony meluncurkan Mavica, sebuah kamera digital yang menggunakan disket untuk menyimpan gambar. Mavica memiliki resolusi 0,3 megapiksel dan dapat menyimpan hingga 50 gambar per disket. Mavica dianggap sebagai kamera digital komersial pertama, meskipun gambar yang dihasilkan masih berupa sinyal analog.

Pada tahun 1990, Perusahaan Jepang bernama Canon meluncurkan EOS DCS 3, sebuah kamera digital yang menggunakan kartu memori untuk menyimpan gambar. EOS DCS 3 memiliki resolusi 1,3 megapiksel dan dapat menyimpan hingga 156 gambar per kartu. EOS DCS 3 dianggap sebagai kamera digital profesional pertama, meskipun harganya sangat mahal, yaitu sekitar 16.000 dolar AS.

Pada tahun 1995, yang merupakan perusahaan Jepang bernama Casio meluncurkan QV-10, sebuah kamera digital yang memiliki layar LCD untuk melihat gambar. QV-10 memiliki resolusi 0,3 megapiksel dan dapat menyimpan hingga 96 gambar dalam memori internal. QV-10 dianggap sebagai kamera digital konsumen pertama, meskipun kualitas gambar yang dihasilkan masih rendah.

Pada tahun 2000, sebuah perusahaan Jepang bernama Sharp meluncurkan J-SH04, sebuah ponsel yang memiliki kamera digital terintegrasi. J-SH04 memiliki resolusi 0,1 megapiksel dan dapat mengirim gambar melalui jaringan seluler. J-SH04 dianggap sebagai ponsel kamera pertama, meskipun fitur dan fungsinya masih terbatas.

Pada tahun 2010, Perusahaan Amerika bernama Instagram meluncurkan sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengambil, mengedit, dan berbagi foto dengan mudah dan cepat. Instagram memiliki berbagai macam filter, efek, dan stiker yang dapat digunakan untuk mempercantik foto. Instagram menjadi sangat populer di kalangan masyarakat, terutama untuk membuat foto potret yang menarik dan kreatif.

Referensi:

Komentar
Bagikan:

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan