Lensawaktu.com
Beranda Sejarah Fotografi Sejarah Fotografi dalam Pandangan Islam

Sejarah Fotografi dalam Pandangan Islam

Sejarah Fotografi dalam Pandangan Islam

Fotografi – Negara-Negara Barat, beranggapan bahwa para cendekiawan Muslim terdahulu tidak ada berkontribusi terhadap peradaban teknologi dunia. Namun, pandangan ini keliru, terutama ketika kita merenungkan penemuan dan inovasi yang dibawa oleh para cendekiawan Muslim lebih dari seribu tahun yang lalu.

Salah satu tokoh cendekiawan Muslim yang memiliki kontribusi besar adalah Ibnu al-Haytham. Lahir di kota Basra, Irak pada tahun 354 H (965 M), dan meninggal di Mesir pada usia 75 tahun, Ibnu al-Haytham memiliki jasa besar di berbagai bidang seperti optik, fisika, matematika, astronomi, dan oftalmologi. Namanya dikenal luas sebagai penemu cahaya dan penemu kamera.

Ibnu al-Haytham membuktikan bahwa cahaya bergerak dari suatu objek ke mata, bukan sebaliknya. Ia juga dikenal sebagai orang pertama yang menjelaskan secara rinci tentang anatomi mata dan organ-organ mata beserta fungsinya.

Prestasi luar biasa Ibnu al-Haytham adalah penemuannya di bidang kamera. Ia menciptakan kamera Obscura dan kamera lubang jarum pertama, dan karyanya yang terkenal, “Views,” membahas dunia optik dalam tujuh jilid. Penemuan Ibnu al-Haytham dalam bidang optik merubah kesalahpahaman yang telah ada selama berabad-abad. Ia menetapkan prinsip-prinsip dasar penemuan kamera, mengamati bahwa cahaya yang melewati lubang kecil merambat dalam garis lurus dan menciptakan gambaran di dinding seberangnya.

Kisah menarik dari penemuan kamera ini dimulai ketika Ibnu al-Haytham mendengar tentang “rumah hantu” di Basra. Dengan eksperimen mendalam, ia menemukan bahwa melalui lubang kecil di dinding, gambar orang-orang dapat terlihat di dinding seberangnya, terbalik dan dalam bentuk miniatur. Dengan pemahaman ilmiahnya, Ibnu al-Haytham membangun ruangan serupa dan melakukan eksperimen dengan mengatur ukuran lubang dan jarak antara lubang dan dinding untuk mendapatkan bayangan yang lebih jelas.

Perkembangan penemuan kamera tidak berhenti di situ. Ibnu al-Haytham terus mengembangkan ide-ide tersebut, menciptakan lemari gelap dengan lubang jarum, suatu inovasi yang menjadi cikal bakal kamera pertama dalam sejarah manusia. Meskipun namanya tidak secara langsung terkait dengan penemuannya, kita seharusnya mengenang Ibn al-Haytham setiap kali kita memegang perangkat canggih yang telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari kita.

Arti kata “kamera” sendiri berasal dari kata “gamira,” yang ditemukan oleh Ibnu al-Haytham. “Gamira” memiliki arti ruangan gelap, merujuk pada ruangan gelap dalam lemari yang digunakan oleh Ibnu al-Haytham dalam eksperimennya.

Perkembangan penemuannya dalam kamera terus berlanjut setelah itu. Ilmuwan seperti Robert Boyle, Johan Tzan, Louis Daguerre, William Fox Talbot, dan Frederick Scott melanjutkan untuk mengembangkan teknologi kamera. Dari kamera kayu hingga sistem fotografi optik, dan kemudian penemuan gambar cetak di atas kertas. dari sini kita dapat simpulkan bahwa penemu kamera bertama adalah seorang Muslim.

Komentar
Bagikan:

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan